Ponpes Dacil Al- Akbar Jadi Sorotan Masyarakat
Mojokerto, Sadhapnews – Pondok Pesantren Dacil Al-Akbar yang ada diwilayah Dusun Sidogede, Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, menjadi bahan sorotan miring dikalangan masyarkat juga Aktifis Peduli lingkungan (APL) Mojokerto.
Pasalnya, Pondok itu diduga hanya dibuat kedok oleh pemiliknya. Sejatinya didalam bangunan yang terlihat megah itu adalah mempruduksi plastik mentah.
Kata Abdul, dibelakang ada bangunan yang atasnya memiliki cerobong pembuangan udara yang mana seperti pabrik pada umumnya, dan bangunan tersebut itu dirinya menduga bukan pondok pesantren, tetapi pabrik yang mempruduksi palstik.
“Itu sudah lama pabrik produksi plastik, kalau itu pondok pesantren kan ada kegiatan belajar. Tapi saya kesana pada waktu itu tidak ada kegiatan seperti pondok pesantren pada umumnya,” jelas Anggota Aktifis senin (13/7/2020).
Dul juga menjelaskan detil, panggilan Aktivis tersebut, dugaan pabrik tetapi berkedok pondok yang ada di Desa Sidogede tersebut. Dirinya pernah mencari tahu tentang keberadaan ijin-ijin benar dan tidaknya pabrik atau pondok pesantren.
“Sampai sekarang pihak Kantor Perijinan belum memberi tahu ke kita tentang status gedung apa itu sebenarnya,” paparnya.
Tim media ini melihat lokasi Pondok Pasantren Dacil Al-Akbar sebagaimana yang dituturkan Aktivis tersebut. Tampak bangunan pintu masuk memang terlihat megah dengan struktur seperti Pondok Pesantren pada umumnya, terlihat dari pintu gerbang yang terbuka tidak nampak ada kegiatan santri atau murid dilokasi, hanya saja keluar masuk orang dewasa.
“Mohon maaf mas tidak boleh langsung masuk, saya ijin dulu kedalam kalau ada tamu,” kata penjaga pintu yang dirinya mengaku namanya Nafi’an, selasa (14/7/2020).
Selang 10 menit, Penjaga pentu tersebut melarang Media ini masuk meskipun hanya lihat-lihat area dalam “maaf mas tidak boleh masuk, tidak diijinkan sama orang kantor, karena pemiliknya juga tidak ada,” katanya.
Kata Nafi’an, Pondok ini sudah berdiri satu tahunan, cuman dirinya kerja disini sekitar enam bulan, “Nama pemilik Pak Anam Mas, bisa dipanggil KH Anam soalnya sudah Haji, bukan orang sini, Asli dari Surabaya,” jelasnya.
Masih Nafi’an, dibelakang tidak ada produksi atau pabrik seperti dituturkan awak media, “Dibelakang itu gudang mas, buat nyimpan minyak goreng, kan samping itu pabrik krupuk. Pabrik itu juga milik Bapak Anam,” tambah dia sambil menunjuk Pabrik yang ada di selatan.(tris/tim)